[Movie] Habibie Ainun - Share of thought

Yeheeyyy.... Happy New Year All~  (^0^)/
My beloved family and my beloved special friends, Happy New Year to y'all. May this year become a good year for you. May fortunes, healthiness, happiness and wealthiness will be upon you.

Tahun baru ini, secara mendadak akhirnya saya memutuskan pulang ke Surabaya. Setelah kebetulan menemukan tiket murah Jakarta-Surabaya (CL) [soalnya posisi lagi di Jakarta TL, dan rencana awalnya mo tahun baruan di Jakarta aja] dan Surabaya-Bandung (GIA), akhirnya saya menyeret kiki buat pulang bareng di liburan tahun baru ini. hehehehe... 

Tujuan saya pulang kali ini adalah untuk kumpul bareng keluarga. Setelah maraknya isu mutasi di kantor dan kondisi badan yang kurang oke di seminggu terakhir, mau gak mau, harus saya akui bahwa saya ingin lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga. Jadilah, sabtu sore kami ambil penerbangan ke Surabaya, dan tiket balik ke Bandung di hari pertama tahun baru ini. 

Seperti biasa, kalau di rumah kerjaan saya cuma makan-tidur-main. Benar-benar kondisi yang bagus untuk program penggemukan. hahahahha...   [I guess I am gaining weight.. haha..]

Minggu malam, kami sekeluarga nonton Habibie & Ainun. 
Kisah romansa dan perjuangan hidup Pak Habibie dan istrinya Ainun. 
Kejeniusan habibie, kepolosan dan keluguannya, namun tak membuatnya lepas dari keteguhan prinsipnya. 
Kecerdasan ainun, perhatian dan pengertiannya, dengan ketajaman analisa namun tetap low profile dalam penyampaiannya. 
Really are beautiful match.

Kalau menarik kemabali ke waktu suksesnya N250, sebenarnya Indonesia sudah berada di titik awal untuk dapat maju dan mandiri. Namun, sayangnya, skeptisme masyarakat dan ketiadaan keinginan untuk maju membuat hilangnya dukungan bagi kemajuan bangsa. 
Kalau dipikir lagi, sebenarnya cukup banyak pemuda-pemudi dengan idealismenya yang mampu memajukan bangsa. Sayangnya, di dunia kerja ini, some stuffs as idealism is a stupid stuffs. No one would like to work overtime for a best result. Kebanyakan mereka bekerja tepat waktu (selesainya) namun dengan hasil seadanya. Alias pulang tepat waktu, dan kalau kerjaan belum selesai, masih bisa dikerjakan kapan-kapan, atau bahkan, ya sudah, waktunya segitu, hasilnya seadanya. 

Tidak adanya dukungan bagi ide dan kemampuan merealisasikan ide untuk kemajuan bangsa ini, hanya membuat mereka-mereka yang telah berusaha keras untuk itu merasakan kesia-siaan akan kerja keras mereka. Sehingga, it's either they would bend into "normal" pace or they would "become betrayal" and moving overseas. 

Paling sedih ketika Habibie jatuh dan IPTN mulai tak terdengar kabarnya. Waktu yang beliau korbankan demi keberhasilan N250 dengan menelantarkan keluarga tidak akan bisa kembali. Sebenarnya hal itu tidak akan terlalu masalah seandainya IPTN bisa jaya dan Indonesia benar-benar bisa mandiri. Sayangnya, hal itu tidak terjadi, sehingga walaupun proyek itu berhasil, namun masih terasa sia-sia. Disini pengertian Ainun sebagai istri sangat luar biasa. Saya pun paham, bahwa sebagai wanita sekalipun ditinggal oleh kesibukan yang terkasih, asal itu membahagiakannya, as long as it is his passion, akan membuat saya bahagia pula. 
Habibie pun walaupun beliau sangat workaholic, tetapi Habibie selalu memenuhi kewajibannya sebagai kepala keluarga yaitu mengutamakan nafkah bagi keluarga, sekalipun sederhana tetapi itu adalah upaya maksimalnya. 

Keharmonisan, karena masing-masing menjalankan perannya sebagai istri dan suami dengan baik.
Bagi istri, suamilah orang pertama yang harus diutamakan, dan bagi suami, istrilah orang pertama yang harus diutamakan. 

Berbeda dengan kondisi masyarakat sekarang yang sering saya temui, dimana mereka masing-masing lebih mengutamakan anak atau ibu. Bukan berarti bahwa anak ataupun ibu itu tidak penting, tetapi pasangan kitalah yang kita pilih untuk mendampingi kita. Jika kita lebih mengutamakan anak ataupun ibu, maka akan ada yang kecewa. Anak, akan ikut bahagia jika orang tuanya harmonis. Dan ibu adalah orang yang harus kita hormati dan muliakan, yang akan ikut bahagia jika kita bahagia. 

Keharmonisan Habibie dan Ainun pula lah yang membuat anak-anaknya menjadi orang yang sukses  dan sayang kepada kedua orangtuanya. Walaupun sering ditinggal bekerja oleh Habibie, tetapi kedua anaknya tetap mengidolakan sang ayah. Bukti dari keberhasilan didikan Ainun, dan keharmonisan Habibie-Ainun. 
Isn't it beautiful? 

Oh well, overall it's a good movie.
However, somehow it makes you think about bureaucracy in Indonesia. Does it designed in the way so that our country would always consumptive and would never become independent economically?
Why are those people so skeptical and always laugh at every effort for an improvement? 
Honestly, it made me thought about the idea of getting out of this country. 
Nevertheless, I hope that I don't have to do that anyway. 

Comments

Popular Posts